Senin, 05 Desember 2011

LAPORAN AGROEKOSISTEM FAKTOR LINGKUNGAN


I.FAKTOR LINGKUNGAN
A.         PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang berbeda maknanya, tetapi sepintas kita mengalami kesulitan untuk membedakannya. Kedua istilah tersebut merupakan peristiwa biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang senantiasa bersamaan dan saling melengkapi. Dalam kenyataannya kedua istilah tersebut sulit untuk dipisahkan.
Kedua proses tersebut terjadi pada semua makhluk hidup. Namun, pola pertumbuhan dan perkembangan pada berbagai makhluk hidup berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran yang bersifat kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan satuan ukuran.
Lingkungan merupakan lingkungan merupakan sistem yang komplek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk mempelajari pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman maka perlu dilakukan penggolongan faktor-faktor lingkungan tersebut. Faktor-faktor lingkungan dapat digolongkan menjadi faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik terdiri atas tanah,air,udara,,kelembaban udara, angin, cahaya matahari, dan suhu. Sedangkan lingkungan biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik (manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan hasil interaksi kompleks dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor  ini dibedakan menjadi dua yakni faktor intrasel dan intersel. Yang termasuk faktor intrasel adalah sifat yang menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang termasuk faktor intersel adalah hormon. Faktor luar atau ekstern yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah air tanah dan mineral, kelambaban, suhu, cahaya dan lain lain.
 2.      Tujuan Praktikum
Praktikum pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman adalah mempelajari perbedaan pertumbuhan tanaman padi dan tanaman kacang tanah yang ditempatkan di dalam rumah kaca ,tanaman yang diletakan di tempat terbuka dan tanaman yang di letakkan di tempat teduh.
3.      Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu          : Kamis, 28 Oktober 2010
Tempat          : Tempat terbuka, di bawah pohon,dan Rumah kaca Universitas         Sebelas Maret
B.          TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan tanaman merupakan gabungan dari berbagai macam unsur yang dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu unsur penyusun lingkungan diatas tanah dan lingkungan dalam tanah. Bagian unsur ini khususnya yang terdapat dalam tanah dapat dikendalikan sedang unsur yang terdapat diatas tanah pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Unsur-unsur penyusun tersebut sering terdapat dalam kuantitas yang bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain sehingga lingkungan merupakan sumber potensial sebagai penyebab keragaman tanaman dilapangan (Sitompul,1995).
Faktor cahaya matahari. Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan (Yulianita, 2006).
Tiap tanaman membutuhkan suhu dan sinar matahari yang optimal untuk proses fotosintes. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman terbakar dan mati kering. Suhu tinggi dan lembab akan menyebabkan tanaman menjadi kuluban (anonim, 2009).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibedakan menjadi dua yaitu faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik terdiri dari tanah, air, udara, kelembaban udara, angin, cahaya matahari dan suhu, sedangkan faktor biotik terdiri dari organisme-organisme hidup di luar lingkungan abiotik yaitu manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan tanaman akan baik pada suhu antara 15oC sampai 40oC. Suhu akan mengaktifkan proses fisik dan kimia pada tanaman. Energi panas akan menggiatkan reaksi biokimia pada tanaman atau reaksi fisiologis dikontrol oleh selang suhu tertentu (Hasan Basri Jumin, 2001).
Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman dan kandungan lengas tanah. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting yaitu bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Suhu dapat mempengaruhi tiga fungsi fisiologi tanaman yaitu pertumbuhan dan perkembangan, asimilasi dan pernafasan. Suhu minimum adalah suhu terendah yang dibawahnya pertumbuhan, asimilasi dan pernafasan menjadi lambat bahkan terhenti. Suhu yang rendah akan mengakibatkan absorpsi air dan unsur hara terganggu karena transpirasi meningkat. Suhu minimum, optimum dan maksimum dapat diketahui dalam ruang yang tak terkendali sehingga dapat mempermudah dalam penyesuaian terhadap keadaan iklim disuatu tempat (Imran S, 2009).
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme yang terbentuk dari proses pelapukan. Tanah menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhan. Tanah akan memberikan tanggapan yang baik pada tanaman apabila pengolahan tanah baik disertai dengan pemberian pupuk yang cukup. Pengolahan tanah adalah memanipulasi mekanik tanah terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang cukup baik untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah membuat aerasi dalam tanah menjadi lebih baik sehingga pertukaran CO2 dan O2 pada daerah perakaran dapat lancar (Thomas et all, 2004).
Cahaya matahari sebagai sumber energi primer di muka bumi, sangat menentukan kehidupan dan produksi tanaman, termasuk dalam perkecambahan, pembentukan umbi dan bulb, pembungaan dan perbandingan kelamin pada bunga. Cahaya mempengaruhi perkecambahaan dan pembungaan dengan pengaruhnya terhadap fitokrom. Pengaruh cahaya tergantung mutu berdasarkan panjang gelombang (antara panjang gelombang 0,4 – 0,7 milimikron). Pengaruh cahaya ditentukan oleh intensitas cahaya, kualitas cahaya dan lama penyinaran (panjang hari). Reaksi cahaya dari tanaman (fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisitas) didasarkan atas reaksi fotokimia yang dilaksanakan oleh sistem pigmen spesifik Faktor kelembaban/kelembapan udara yaitu kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan (anonim, 2007).
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Air dibutuhkan tumbuhan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji. Air mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai daya pelarut unsur-unsur yang diambil oleh tanaman, mempertinggi reaktivitas persenyawaan yang sederhana/kompleks, berperan dalam proses fotosintesis, penyangga tekanan di dalam sel yang penting dalam aktivitas sel tersebut, mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur temperatur di dalam tanaman, menciptakan situasi temperatur yang konstan. Air merupakan substrat fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari jumlah air total digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Transpirasi meliputi 99% dari seluruh air yang digunakan oleh tumbuhan, kira-kira 1% digunakan untuk embasahi tubuh, mempertahankan tekanan turgor dan memungkinkan terjadinya pertumbuhan  (Suwasono Heddy, 2001).
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi tumbuhan. Fungsi air antara lain sebagai media reaksi enzimatis, berperan dalam foto sintesis, menjaga turgiditas sel dan kelembapan. Kandungan air dalam tanah mempengaruhi kelarutan unsure hara dan menjaga suhu tanah. Tanaman ,menyerap unsur hara dari media tempat hidupnya, yaitu dari tanah ataupun dari air. Unsur hara merupakan salah satu penentu pertumbuhan suatu tanaman baik atau tidaknya tumbuhan berkembangbiak (Muawin,2002).
Hara mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tanaman tetapi karena sifatnya yang esensial dan banyak berperan dalam proses enzimatik maka keberadaannya sangat berpengaruh pada proses metabolisme. Pada pembentukan metabolit sekunder antara lain alkaloid, unsur hara mikro berperan besar pada proses enzimatik yaitu sebagai aktivator atau gugus redox seperti Fe, Zn, Mn, dan Cu . Pemupukan yang berlebihan juga dapat menyebabkan penyerapan unsur-unsur lain terhambat sehingga dapat mengakibatkan kekahatan antara lain kahat unsur mikro (Sharma et al,2000).
C.         ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
1.      Alat
a.       polibag
b.    tanah
c.    cawan
d.   meteran
2.      Bahan :
a.     biji padi
b.     biji kacang tanah
3.      Cara Kerja
a.     Menyediakan pot plastik berdiameter 30 cm atau polibag sejumlah  45  buah masing masing lokasi diletakkan 15 polibag sebagai ulanagn kemudian mengisinya dengan media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 hingga penuh
b.     Memilih biji kacang tanah dan biji padi yang baik
c.     Menanamkan biji kacang tanah dan biji padi pada pot berbeda yang telah terisi tanah dan setelah satu minggu menyisakan satu tanaman yang baik
d.    Meletakkan  pot yang telah ditanami di dalam rumah kaca, di bawah pohon dan di tempat yang terbuka masing-masing 1 pot
e.     Menyiram tanaman setiap hari ( apabila tidak ada hujan ) sampai tanaman berumur 6 minggu
f.      Mengamati tanaman yang meliputi  tinggi tanaman yang diukur tiap minggu sekali
g.     Mengukur suhu, intensitas cahaya matahari dan kelembapan siang hari selama pertumbuhan berlangsung
D.         HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.  Hasil Pengamatan
Padi (Oriza sativa)
Tabel 1.1 Tinggi Tanaman Padi (Oriza sativa)
Tempat
Tinggi Tanaman Minggu ke (cm)
Suhu
(0C)
Kelembaban (%)
IRM
(lux)
I
II
III
IV
V
VI
Rumah Kaca
Di Bawah Naungan
Tempat Terbuka
8,66
8,41
4,65
17,12
17,25
14,08
24,21
23,29
19,51
31,05
28,52
26,56
37,89
33,52
33,44
43,61
39,12
40,77
33,50
31,38
32,22
60,63
69,21
64,98
904,03
194,09
1131,90
Sumber : Data Rekapan
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Padi (Oriza sativa)
Tabel 1.2 Berat Biomassa Padi (Oriza sativa)
Tempat
Berat Basah (gr)
Berat Kering (gr)
Akar
Batang dan Daun
Akar
Batang dan Daun
Rumah Kaca
Di Bawah Naungan
Tempat Terbuka
0,14
0,39
0,58
0,87
0,53
3,98
0,06
0,12
0,19
0,16
0,14
0,52
Sumber : Data Rekapan
Tabel 1.3 Luas Daun Tanaman Padi (Oriza sativa)
Tempat
Panjang
Lebar
Luas
Berat Daun
Tebal Daun
Rumah Kaca
Di Bawah Naungan
Tempat Terbuka
25,29
23,44
20,26
1,57
0,53
0,62
44,04
12,66
13,12
2,58
0,14
0,20
4,03
0,08
0,17
Sumber : Data Rekapan
Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Tabel 1.4 Tinggi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Tempat
Tinggi Tanaman Minggu ke (cm)
Suhu
(0C)
Kelembaban (%)
IRM
(lux)
I
II
III
IV
V
VI
Rumah Kaca
Di Bawah Naungan
Tempat Terbuka
9,15
10,29
5,34
18,35
18,10
12,06
24,67
27,32
17,65
29,80
34,09
22,85
34,62
39,80
29,41
40,33
47,01
35,15
35,50
31,38
32,22
60,63
69,21
64,98
904,03
194,09
1131,90
Sumber : Data Rekapan
Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Tabel 1.5 Berat Biomassa Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Tempat
Berat Basah (gr)
Berat Kering (gr)
Akar
Batang 
Daun
Akar
Batang 
Daun
Rumah Kaca
Di Bawah Naungan
Tempat Terbuka
1,55
3,49
2,46
9,45
3,44
13,08
8,27
2,44
15,18
0,33
0,13
0,67
1,26
0,62
2,55
1,14
0,37
2,65
Sumber : Data Rekapan
Tabel 1.6 Luas Daun Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Tempat
Panjang
Lebar
Luas
Berat Daun
Tebal Daun
Rumah Kaca
Di Bawah Naungan
Tempat Terbuka
6,28
4,88
5,35
3,04
2,55
2,80
16,13
12,45
14,67
0,95
10,41
3,41
0,14
0,94
0,16
Sumber : Data Rekapan
2.  Pembahasan
Praktikum pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman didalam dan diluar rumah kaca. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal mengontrol pola pertumbuhan dan perkembangan antara lain melalui pengendalian aktivitas internal. Aktivitas internal tersebut berupa fotosintesis, respirasi, sintesis protein, sintesis klorofil, tekanan osmosis, dan mitosis.
Tanaman padi dan kacang tanah dipanen setelah berumur enam minggu. Tinggi tanaman diukur terlebih dahulu saat pemanenan. Pengukuran dilakukan sendiri-sendiri pada bagian akar, batang dan daun. Pengukuran pada daun meliputi panjang dan lebar daun, pada batang dan akar meliputi panjangnya. Masing-masing bagian tersebut dioven setelah dikering angin dan selanjutnya ditimbang biomassanya.
Data yang diperoleh menunjukan perbedaan pertumbuhan tanaman padi yang diletakan di dalam rumah kaca dan di luar rumah kaca. Tanaman yang dletakan di dalam rumah kaca lebih cepat tumbuh dari pada di luar rumah kaca yang diperlihatkan dengan tinggi tanaman saat panen di dalam rumah kaca tingginya 43.61 cm dan di luar rumah kaca 40.77 cm. Hal itu disebabkan oleh tanaman padi memerlukan suhu yang panas dengan intensitas cahaya yang sedang. Hasil pengamatan menunjukan bahwa suhu di dalam rumah kaca lebih panas jika dibandingkan dengan suhu di luar rumah kaca, sedangkan intensitas cahaya di luar rumah kaca lebih tinggi dari pada di dalam rumah kaca. Suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada diluar rumah kaca karena pengaruh radiasi matahari, cahaya yang masuk dalam rumah kaca akan terkurung di dalam rumah kaca sehingga suhu dalam rumah kaca tinggi. Suhu berbanding terbalik dengan kelembaban,jadi apabila suhu tinggi maka kelembabannya rendah. Cahaya bersifat menghambat auksin sehingga jika intensitas cahayanya tinggi maka pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
Tanaman padi membutuhkan suhu yang cukup untuk proses pertumbuhan. Suhu dan intensitas cahaya dibutuhkan tanaman dalam fotosintesis. Semakin besar intensitas cahaya maka fotosintesisnya akan semakin maksimum sehingga pertumbuhan tanaman akan semakin cepat. Hal itu menyebabkan luas daun dan berat biomassa tanaman padi yang ditanam di luar rumah kaca lebih besar dari pada tanaman padi yang ditanam di dalam rumah kaca. Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil bahwa tanaman padi yang ditanam di luar rumah kaca lebih berat biomassanya yaitu sebesar 0,71 gr dengan rincian akar sebanyak 0,19 gr, batang dan daun sebanyak 0,52 gr. Biommasa tanaman padi di dalam rumah kaca yaitu 0.22 gr dengan rincian akar sebanyak 0,06 gr, batang dan daun sebanyak 0,16 gr. Tanaman padi yang berada di dalam rumah kaca lebih luas dari pada di dalam yaitu sebesar 44,04 cm2 dengan panjang  25,29 cm dan lebar 1,57 cm, dan memiliki berat daun 2,58 dan tebal 4,03 sedangkan tanaman yang di luar rumah kaca luasnya 13,21 cm2 dan di tempat teduh 12,66 cm2 cm berat daun 0,20 dan tebal daun 4,03. Hal ini menunjukan fotosintesis yang terjadi pada tanaman di luar rumah kaca lebih intensif dari pada di dalam rumah kaca.
Sedangkan untuk tanaman kacang tanah, tinggi tanaman kacang tanah saat pemanenan adalah 40,33 cm di rumah kaca, 47,01 cm di bawah pohon dan 35,15 ditempat yang terbuka.Hal itu disebabkan tanman kacang tanah tidak memerlukan suhu yang panas untuk dapat tumbuh.Karena cahaya matahari dapat merusak auksin untuk proses perkecambahannya.Tanaman kacang tanah cocok hidup ditempat yang memiliki kelembaban tinggi serta intensitas matahaari yang rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan berat biomassa kacang tanah ditempat terbuka lebih besar daripada di dalam rumah kaca dan dibawah pohon.Berat biomassa di tempat terbuka  sebesar 2,73 gr dengan rincian berat akar 0,67 gr berat batang 2,55 gr dan berat daun 2,65 gr. Sedangkan biomassa tanaman kacang tanah di rumah kaca sebesar 5,87 gr dengan rincian berat akar 0,33 gr , berat batang 1,26 gr dan berat daun 1,14 gr. Tanaman kacang tanah di rumah kaca lebih luas daripada di tempat terbuka dan di tempat teduh. Di rumah kaca luasnya 16,13 cm2 dengan panjang 6,28 cm dan lebar 3,04 cm dan berat daun 0,95 cm tebal 0,14 cm.
Pada tabel menunjukan bahwa rata-rata suhu di rumah kaca lebih tinggi dibandingkan di luar rumah kaca. Tinggi tanaman didalam rumah kaca lebih rendah dibandingkan dengan tanaman yang diluar rumah kaca. Tetapi berat biomassa tanaman diluar rumah kaca lebih berat daripada yang didalam rumah kaca.  Pada tanaman yang berada di bawah naungan memiliki luas permukaan daun yang lebih lebar. Intensitas cahaya juga berpengaruh dalam hal ini. Semakin rendah intensitas cahaya maka pertumbuhan tanaman akan semakin cepat. Hal ini disebabkan karena hormon-hormon yang terdapat dalam tumbuhan bekerja lebih optimal dengan intensitas cahaya yang rendah. Bila intensitas cahaya tinggi, maka hormon-hormon tidak bekerja secara optimal akibatnya pertumbuhan tanaman lebih lambat. Pengaruh biologis langsung dari pengaruh peningkatan CO2 pada produktifitas tanaman, sebagai sesuatu yang tak terpisahkan dengan efisiensi fotositensis, efisiensi penggunaan air, penyerapan nitrogen biologis terkait dengan sumberdaya iklim seperti cahaya, suhu dan kelembaban.
Berat biomassa tanaman yang berada diluar rumah kaca lebih berat daripada di dalam rumah kaca karena tanaman di luar rumah kaca dapat meradiasi cahaya matahari secara langsung sehingga proses fotosintesis berlangsung jauh lebih cepat dan tanaman menjadi jauh lebih berat karena kandungan zat makanannya lebih tinggi. Sedangkan luas daun pada tanaman diluar lebih luas karena tanaman diluar tidak mengalami panas seperti pada tanaman yang di dalam rumah kaca. Hal ini bertujuan agar tanaman di dalam rumah kaca dapat mengurangi penguapan air dengan daun yang lebih sempit. 
Semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis sampai dengan optimum atau maksimum. Sehingga dapat dikatakan bahwa besar kecilnya luas daun dan berat biomassa tanaman sangat dipengaruhi oleh adanya faktor energi cahaya. Perbandingan antara T hitung dengan T tabel dari pengamatan dapat dilihat bahwa hasilnya samaUntuk menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan intensitas cahaya penuh. Intensitas cahaya pada umumnya menjadi faktor pembatas pada pertumbuhan tanaman di rumah kaca.
Pertumbuhan tanaman di dalam dan di luar rumah kaca dalam praktikum ini menyatakan bahwa pertumbuhan di dalam rumah kaca lebih cepat daripada pertumbuhan di luar rumah kaca, baik dilihat dari tinggi tanaman, luas daun, dan biomassanya. Pengaruh dari rumah kaca ini terjadi sebagai akibat diserapnya gelombang pendek yang memiliki energi yang tinggi oleh rumah kaca. Gelombang yang sudah masuk, akan berbenturan dengan benda-benda yang ada di dalam rumah kaca, sehingga energi gelombang tersebut menurun dan gelombang itu tidak dapat keluar dari rumah kaca. Hal itu menyebabkan panas atau intensitas cahaya di dalam rumah kaca stabil.
Selain itu, rumah kaca juga berfungsi menurunkan dan melindungi tanaman dari hama dan penyakit tanaman. Akan tetapi, hama tersebut tidak hanya menyerang tanaman di luar rumah kaca, tetapi juga di dalam rumah kaca, dilihat dari daunnya yang berlubang ataupun bagian tepi daun yang tidak rata. Hal itu mungkin terjadi karena hama tersebut toleransi terhadap pengaruh rumah kaca dalam pertumbuhan tanaman.
 E.          Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan pada acara I tentang pengaruh suhu dan intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman jagung dapat diambil kesimpulan:
1.      Cahaya dan intensitasnya adalah faktor utama terhadap pertumbuhan tanaman.
2.      Cahaya matahari mempengaruhi hasil fotosintesis dan kinerja hormon pada tumbuhan tersebut.
3.      Tanaman yang diletakkan di luar rumah kaca memiliki berat total daun, akar dan batang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam rumah kaca.
4.      Semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin lambat tinggi tanaman.
5.      Berat biomassa tanaman di luar rumah kaca lebih berat daripada tanaman di dalam rumah kaca.Karena intensitas cahaya di luar rumah kaca lebih penuh yang akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis.
6.      Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi juga akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Studi Tentang Hubungan Antara Laju Pertumbuhan dan Umur
Anonim 2007. Pengaruh Kerapatan Terhadap Pertumbuhan.
Sitompul 1995. Ekologi Umum.Gita Media Press: Jakarta
Dengan Kerapatan Tanaman Pada Kacang Hijau dan Jagung. Jurnal Penelitian Agronomi. 5(2) : 11-15.
            Grafindo Persada. Jakarta.
Yulianita. 2002. Cekaman Pada Makhluk Hidup.
Moenandir, jody. 1993. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Raja
Moenandir, Jody. 1998. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawali
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press  Yogyakarta
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada
            Pers. Jakarta.
Salisbury, F.B. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Penerbit ITB: Bandung
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat IPB: Bogor.
Sowasono, Haddy. 2001. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta
            www.mahmuddin.wordpress.com.  Diakses pada tanggal 2 November 2009.
www.mymathematicalromance.wordpress.com. Diakses pada tanggal 3 November 2009.